Thursday, October 24, 2013

Battle of Surabaya: Film Animasi Karya Anak Bangsa


Jika berbicara tentang film animasi, kita selalu melihat ke luar, entah ke Amerika Serikat, atau ke Jepang. Hollywood punya seabrek film animasi 2D dan 3D dengan budget dan teknologi yang mumpuni, misalnya Despicable Me, Up, trilogi Toy Story, How to Train Your Dragon dan sebagainya. Sementara itu, Jepang punya anime yang sudah dianggap sebagai bagian dari kultur nasional.



Di Indonesia sendiri, industri animasi sempat bisa dibilang hidup segan, mati tak mau. Segala macam keterbatasan dana dan sumber daya, mindset  yang menganggap film animasi hanya tontonan anak-anak semata, lemahnya hukum mengenai hak cipta serta kurangnya perhatian dan apresiasi dari berbagai instansi pemerintah seakan menutup kemungkinan Indonesia untuk memiliki sebuah film animasi yang benar-benar diterima secara luas di pasaran, apalagi memorable.

Namun, satu dekade terakhir ini, mulai muncul gejolak baru dalam industri kreatif Indonesia. Didorong oleh minat masyarakat terhadap animasi yang terus berkembang, muncullah berbagai komunitas - komunitas penggiat animasi, misalnya Ainaki (Asosiasi Industri Animasi dan Kreatif Indonesia), atau HelloMotion Academy. Banyak universitas pun mulai memasukkan animasi sebagai program studinya.

MSV Pictures yang berbasis di Yogyakarta adalah salah satu pemain di tengah gelombang yang diharapkan dapat menghidupkan industri animasi Indonesia. Battle of Surabaya pun menjadi flagship mereka untuk memainkan peran dalam gelombang ini.

Battle of Surabaya berkisah tentang petualangan Musa, seorang anak remaja pemberani yang sehari-harinya bekerja sebagai tukang semir sepatu. Kendati hidup dalam kemiskinan pada masa penjajahan Jepang, Musa tetap bersemangat menjalani hidupnya.

Dunia Musa selamanya berubah pada tanggal 10 November1945. Setelah kepergian Jepang dari Nusantara, Belanda kembali membonceng Sekutu untuk mengembalikan status Indonesia sebagai jajahannya. Konflik pun terjadi, dan Musa pun terjebak di tengah-tengahnya. Ia akan menjadi bagian dari perjuangan rakyat Indonesia untuk membela martabat bangsa di Pertempuran Surabaya yang kelak akan kita kenang sebagai Hari Pahlawan.



Di kesempatan ini, Jasmerah berhasil menghubungi MSV Pictures untuk membuka sedikit tentang proyek ambisius mereka ini. Berikut ini adalah hasil wawancara kami:


Apa alasan dan latar belakang MSV Pictures mengangkat kisah Pertempuran Surabaya?

Pertempuran Surabaya adalah pertempuran terbesar setelah perang dunia kedua. Nilai berita dari perang ini dampaknya menyebar sampai ke seluruh dunia. Jumlah korban dalam pertempuran ini termasuk yang terbesar di Asia. Pertempuran Surabaya juga merupakan tonggak sejarah bagi Belanda yang mulai berpikir ulang untuk melakukan perang terbuka, dan lebih memilih jalan diplomasi, membuat bangsa Indonesia dianggap sebagai bangsa yang patut diperhitungkan.


Tokoh utama Battle of Surabaya adalah Musa, seorang anak laki – laki yang bekerja sebagai tukang semir sepatu. Karakter seperti apakah Musa ? Mengapa ia diberikan latar belakang seperti itu?


Musa adalah seorang anak berusia 13 tahun yang cenderung pendiam, namun jujur dan pemberani. Di dalam penampilannya yang masih belum dewasa, terdapat jiwa seorang pahlawan. Mengapa kami memilih tokoh pahlawan yang mempunyai latar belakang seperti ini? Musa sengaja ditampilkan sebagai tokoh yang tidak diperhitungkan, karena bagi kami seorang pahlawan bukan sosok yang terlahir begitu saja dengan kekuatan super. Sikap kepahlawanan seseorang harus tumbuh dan melalui proses.


Selain Musa, siapa saja tokoh sentral dalam Battle of Surabaya? Apa saja peran mereka dalam film nantinya?

Sebagai pendamping tokoh utama, kami menciptakan tokoh bernama Yumna, seorang gadis cantik yang ceria, namun juga tegas. Ada pula tokoh antagonis bernama Danu. Danu adalah seorang pemuda tampan dan pemberani yang merupakan salah satu anggota Sekutu. Ada dua tokoh lagi yang muncul sebagai sosok mentor dalam kehidupan Musa. Mereka ialah Yoshimura yang merupakan tokoh fiktif dan Residen Sudirman, yang kita kenal sebagai salah seorang pahlawan nasional Indonesia.


Battle of Surabaya memiliki tagline “there is no glory in war!”. Secara literal, terjemahannya berarti “tidak ada kejayaan / kemuliaan dalam perang!”. Apa sebenarnya maksud tagline tersebut, dan mengapa kalimat tersebut dipakai sebagai tagline Battle of Surabaya?

Inti dari tagline memang menegaskan bahwa secara esensial, di dalam perang tidak ada kejayaan atau kemenangan. Misi kami adalah menyampaikan perdamaian dan kemanusiaan, bukan propaganda perang. Apapun kejadiannya, peperangan selalu membawa kerugian ke pihak yang terlibat di dalamnya.


Nilai-nilai dan pesan apa yang ingin disampaikan dalam film Battle of Surabaya?

Sama seperti jawaban untuk pertanyaan tentang tagline di atas. Selain itu kami juga ingin menyampaikan bahwa setiap manusia harus mengalami proses untuk tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik, dengan cara mereka masing-masing.


Sudah berapa lama kah penggarapan film Battle of Surabaya ini berlangsung?

Hampir 1 tahun. Konsepnya sendiri baru dibuat sekitar bulan November 2012.




Berapa orang kah yang terlibat dalam pembuatan Battle of Surabaya? Bisakah diceritakan sedikit mengenai tim penggarapan film ini?

Untuk tim produksi 2D animation kurang lebih70 orang. Jumlah tersebut masih jauh lebih sedikit dari jumlah rata-rata tim produksi studio - studio animasi lainnya.


Tantangan dan kendala apa saja yang dihadapi dalam proses penggarapan Battle of Surabaya ?

Keterbatasan infrastruktur dan kompetensi SDM, serta target pemenuhan kualitas yang sesuai standar industri film animasi internasional.


Belum tayang saja , Battle of Surabaya sudah cukup terkenal dan banyak menarik antusias masyarakat. Menurut MSV Pictures, mengapa bisa begitu?

Yang pertama adalah trend perkembangan film animasi terutama di Indonesia yang memang sudah sangat populer. Hal ini juga dibantu oleh kerinduan akan film animasi asli buatan Indonesia. Tema-tema universal yang diangkat dalam Battle of Surabaya juga menurut kami pastinya menarik untuk masyarakat luas.


Ada satu komentar menarik di fanpage Facebook Battle of Surabaya. “ Kalau Jepang punya anime, ayo kita bikin anIndo (animasi Indonesia). “ Apa pendapat MSV Pictures mengenai pernyataan ini?

Kami lebih sepakat dengan penggunaan kata animasi, bukan anime. Yang kami utamakan adalah konten materi film, bukan istilah, karena apapun istilahnya, jika film tersebut memiliki kualitas kelas dunia dan dilengkapi dengan tema-tema yang universal, kami yakin bahwa film tersebut bakal sukses di pasaran.


Bagaimana pendapat MSV Pictures mengenai dunia animasi Indonesia saat ini?

Embrio-nya mulai berkembang. Kami cukup optimis bahwa nantinya animasi Indonesia akan memiliki potensi untuk terus berkembang menjadi produk unggulan dari industri kreatif Indonesia.


Apa harapan MSV Pictures untuk film Battle of Surabaya ?

Menjadi film animasi 2D pertama Indonesia yang tayang di cinema, titik balik yang dapat membantu berkembangnya industri animasi Indonesia serta menjadi salah satu karya seni yang dapat diperhitungkan keberadaannya baik di Indonesia maupun dunia.


Penasaran dengan petualangan Musa di tengah Pertempuran Surabaya? Nantikan film animasi 2D Battle of Surabaya yang akan ditayangkan di jaringan bioskop 21 Cineplex pada pertengahan tahun 2014.



Sumber:
Majalah JASMERAH edisi Oktober - November 2013











link download



No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...